Oleh:
Delta Rahwanda
Dari
Must-Visit list yang saya buat untuk
perjalanan solotrip saya selama 21 hari menjelajah Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur, tidak pernah terbersit lokasi bukit ini. Bahkan gunung Inerie
adalah gunung yang tidak saya ketahui dimana letak geografisnya. Awal mulanya
saya hanya berencana menuju Bajawa dan mengunjungi desa adat Bena yang tersohor
sejak dahulu namun agak tergeser kepopulerannya oleh rumah adat Wae Rebo di
Ruteng. Namun rupanya fakta perjalanan memberikan saya kesan di luar perkiraan
saya. Sebelum menginjakkan kaki di bandara SOA Bajawa, saya sudah terperangah
dengan keindahan alamnya yang terlihat dari pintu pesawat kecil jenis ATR.
Kemudian seketika kepala saya keluar dari pintu pesawat, mata saya terbelalak
dengan situasi yang ada di depan saya. Sebuah bangunan berukuran sekitar 6*6
meter inilah yang disebut bandara. Tulisan bandara SOA Bajawa juga terpampang
dengan menggunakan rumput berwana hijau dan ungu. Sungguh kesan yang tidak akan
pernah saya lupakan. Saat itu, hanya ada dua buah pesawat ATR saja. 2 orang porter
sibuk mengangkat travel bag kami dari bagasi pesawat menuju ruang bandara.
Semua dilakukan dengan cara manual dan sederhana. Tepat di depan bandara, mata
saya terhenti oleh sebuah banguan rumah yang terbuat dari bambu yang merupakan
sebuah kantor pembelian tiket salah satu maskapai. Kesederhanaan yang saya
lihat di Bandara inilah yang menjadikan perjalanan kali ini menjadi sengat spesial.
Sepanjang
perjalanan dari bandara SOA menuju kota Bajawa, saya disuguhi pemandangan
suburnya pohon kemiri, bambu dan jambu mete. Mereka tumbuh begitu subur dan
belum pernah saya lihat di wilayah manapun sebelumnya. 30 menit perjalanan
akhirnya berhenti di sebuah rumah seorang kawan yang merupakan sahabat baik
kawan saya di Lombok. Dengan cara seperti inilah saya bisa menghemat budget
perjalan yaitu dengan menumpang di rumah kawan, di tenda atau menggunakan
couchsurfing.
Gunung Inerie sebagai Background |
Ditakdirkan melihat Watunariwowo
Hari
pertama, saya mengunjungi rumah adat Bena dan rumah adat Bela sesuai rencana
saya sebelumnya. Malam harinya, saya berbincang dengan kawan-kawan hingga larut
sembari bertukar kisah perjalanan. Tanpa sengaja, salah seorang kawan sedang
memainkan hapenya dan saya melihat sebuah foto bukit yang menarik perhatian
saya. “Ini di Bajawa tapi tidak tahu rutenya. Ini instagram orang bukan
instagramku” jawabnya setelah saya menanyakan lokasi bukit tersebut. Kemudian
saya coba mencari informasi lebih lanjut mengenai bukit ini namun sayang saya
tidak menemukan info apapun. Pagi hari pukul 04.00 saya terbangun kemudian
membuka aplikasi IG. Tanpa di sangka, foto bukit yang saya cari muncul di kolom
foto populer. Kemudian saya telusuri pemilik foto tersebut hingga saya kirim
message kepadanya. Saya pesimis kala itu karena tidak seorangpun dia balas
ketika menanyakan lokasi bukit di kolom komen. Pukul 07.00, saya kembali
membuka smartphone dengan 1 notifikasi pada IG. Ternyata si pemilik akun
membalas dan memberikan rutenya. Alhamdulillah, segera saya bergegas menuju
lokasi yang dijelaskan.
Saya berpose sebelum menuju bukit Watunariwowo |
“Dari dulu namanya bukit Watunariwowo, anak sekarang sebut bukit Cinta” kata seorang bapak yang sedang menggembala beberapa kerbaunya. Tepat di sebelahnya berdiri gagah gunung Inerie yang merupakan ikon khas Bajawa, Flores, NTT. Perjalanan di Bajawa menjadi semakin spesial dengan keindahan alam yang ada di depan saya. Bukit yang berbaris dengan lekukan-lekukan khas negeri timur, sungguh indah sekali. Kamera saya tanpa henti membingkai keindahan yang ada. Saya benar-benar memanfaatkan kesempatan ini. Bukit Watunariwowo tidaklah tinggi namun terlihat indah karena ada sebuah setapak untuk menuju ke puncaknya. Yang membuatnya semakin indah adalah karena gunung Inerie menjadi background bukit ini.
Bukit
Watunariwowo sebenarnya belum begitu dikenal namun saya yakin keindahannya akan
digandrungi banyak orang. Semoga para pengunjung kelak selalu menjaga
kebersihan alam bukit Watunariwowo. Dan saya semakin merasa bersyukur dengan
momen yang diberikan kepada selama di Bajawa. Terimakasih kepada Allah SWT atas
kesempatan untuk melihat keindahannya.
Seseorang tengah mendaki Watunariwowo |
Bukit dimana saya mengambil foto |
Pemandangan sisi kanan bukit |
Watunariwowo dan Inerie |
Comments
Post a Comment