Kota Bajawa, Flores, NTT dalam Bingkai Cerita Saya



Oleh Delta Rahwanda
 

Kesan bahwa Flores merupakan daerah yang panas dan gersang tidak berlaku di kota Bajawa. Suasana yang dingin dan sejuk menjadi sajian setiap hari di kota kecil ini. Bahkan saya tidak pernah melepaskan jaket saya selama berada di Bajawa. Bajawa merupakan ibukota kabupaten Ngada yang sedang bergeliat bangkit bersaing dengan kota-kota lain di Flores seperti Ruteng, Maumere, Ende  dan lainnya. Kota yang terletak di antara bukit-bukit dan gunung Enerie menjadikannya sejuk layaknya kota Bandung di Jawa barat. Menuju kota ini juga tergolong sangat mudah. Jika kita berada di Labuan Bajo, kita bisa menuju Bajawa dengan pesawat langsung jenis ATR. Jika via darat, kita bisa menuju Bajawa dengan travel ataupun bis namun memakan waktu cukup lama sekitar 14 jam perjalanan.
Nama Bajawa sendiri berasal dari kata Bhajawa yang merupakan sebuah kampung terbesar dari tujuh kampung yang ada di sisi barat kota Bajawa. Tujuh kampung yang disebut “Nua Limazua” tersebut adalah Bhajawa, Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge. Nua Bhajawa adalah kampung terbesar dari antara tujuh kampung tersebut dan merupakan tempat tinggal Djawatay sebagai Zelfbertuurder atau raja pertama dan Peamole sebagai raja yang kedua. Mungkin karena itulah nama Bhajawa lebih dikenal dari yang lainnya dan digunakan oleh Belanda sebagai nama pusat pemerintahan Onder Afdelling Ngada. Bhajawa kemudian berubah menjadi Bajawa karena penyesuaian pengucapan terutama bagi orang Belanda ketika itu yang tidak bisa berbahasa daerah dengan benar.
Tulisan saya kali ini bukan untuk membahas sejarah Bajawa dengan detail namun saya hendak merangkai kenangan saya selama beberapa hari di kota dingin dan sejuk di Flores, propinsi NTT ini. Tentunya setiap orang memiliki kesan tersendiri jika mengunjungi Bajawa mulai dari kebiasaan masyarakatnya, adat istiadatnya, budayanya, keindahan alamnya dan lain-lain. Dan saya merekam kenangan tersendiri terhadap kota yang telah merubah mindset saya mengenai flores yang panas dan gersang.

1.      Banyak suku Jawa
Sebuah guyonan yang sering saya dengar berbunyi “Orang Jawa ada dimana-mana” sepertinya cocok dengan yang saya alami. Setibanya di Bandara Soa, Bajawa, saya sedikit surprised karena mendengar beberapa orang bercakap-cakap dengan bahasa yang sangat saya kenal. Dari Bandara Soa menuju Bajawa membutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan travel karena tidak ada angkutan bis menuju kota Bajawa. Selama di travel saya menyadari bahwa saya tengah menuju area yang dingin dan sejuk. Sesampainya di alamat yang saya tuju, saya semakin surprised karena sahabat yang menyambut bergaya “medok” khas Jawa. “Banyak orang jawa ya mas di sini” itu kalimat pertama kepadanya. Malam hari, beberapa sahabat lain datang yang semuanya adalah perantauan asal Jawa. Beberapa hari berkeliling sekitar Bajawa, semakin banyak saja orang Jawa yang saya temui. Kebanyakan dari mereka merupakan pedagang. Saya sempat bertanya kepada kawan apakah nama Bajawa diambil karena banyaknya suku Jawa disini? “Itu hanya mitos, kebetulan aja” jawabnya.

2.      Banyak Pohon Bambu
Sejak keluar dari bandara Soa, mata saya di sajikan keindahan alam bajawa. Satu hal yang terekam baik adalah banyaknya pohon bambu yan tumbuh dengan subur. Hampir di setiap lahan kosong kita akan menemukan pohon bambu tumbuh tinggi. Maka dari itu tidak heran jika rumah adat yang ada di Bajawa menggunakan bambu baik pada lantai, dinding dan atap teras rumah. Pada atap teras rumah, bambu  dibelah menjadi dua lalu dibersihkan bagian dalamnya, salah satu dipasang pada bagian atas dan satunya dipasang di bagian bawah sebagai sarana aliran air. 
 
Babu tumbuh subuh di sekitar rumah warga
3.      Makam di depan rumah
Hal yang paling unik di Bajawa menurut saya adalah adanya makam keluarga di setiap halaman rumah khususnya terjadi di desa-desa sekitar Bajawa. Merupakan sebuah adat di sana untuk memakamkan anggota keluarga di depan rumah mereka. Sehingga pemandangan ini lazim sekali terlihat sepanjang perjalanan saya menyusuri jalan di sana. Di kota Bajawa sendiri, kebiasaan ini sudah dilarang oleh pemerintah setempat mengingat lahan yang sempit dan faktor lain yaitu jika halaman rumah ada makamnya maka rumah tersebut tidak akan ada yang mau membelinya. Maka dari itu pemerintah giat menginfokan bahwa pemakaman sebaiknya dilakukan di TPU.

4.      Banyak Pohon Jambu Mete dan Kemiri
Jambu Mete dan Kemiri memang tumbuh subur di Flores, hal ini juga berlaku di bajawa. Di sisi kanan dan kiri jalan, mata saya selalu menangkap pohon kemiri dan jambu mete yang tumbuh besar dan kokoh. Sejak di sekolah dasar, saya sering sekali mendengar bahwa Flores merupakan surganya pohon kemiri dan Jambu Mete. Sesekali saya melihat anak-anak berebut biji kemiri yang berjatuhan karena angin.

5.      Bensin Eceran super mahal
Berkeliling menggunakan motor pinjaman kawan membuat saya membeli bensin berkali-kali di tempat yang berbeda-beda. Harga bensin eceran tidak dipatok pasti melainkan negosiasi dengan penjual bensin. Yang paling mahal saya beli adalah 13.000 untuk satu liter bensin. Kawan-kawan juga telah mengingatkan bahwa jangan membeli bensin eceran karena mahal namun karena saya ingin mengalaminya langsung maka saya melakukannya beberapa kali. 

6.      Motor diparkir depan rumah
Kontras dengan daerah saya yang tidak aman, Bajawa ternyata sebuah kota yang sangat aman. Beberapa warga mengatakan “disini zero criminal” artinya tidak ada aksi kriminal sama sekali. Hal ini juga selaras dengan penjelasan kawan yang telah tinggal di Bajawa selama 9 tahun. Saat malam hari, saya melihat hampir setiap rumah memarkirkan motor mereka di halaman rumah tanpa kunci tambahan. Fakta ini sungguh membuat saya kagum dan bangga bahwa masyarakat disini bisa hidup damai, tentram dan aman.

Cerita diatas adalah pengalaman pribadi saya selama tinggal beberapa hari di Bajawa. Tentu setiap orang memiliki kenangan tersendiri yang akan semakin menambah informasi tentang kota ini. Banyak sekali kisah yang akan saya tulis namun dengan tema yang berbeda seperti wisata di bajawa, beberapa aktifitas yang bisa dilakukan di Bajawa, wisata rumah adat di Bajawa, Keindahan gunung Enerie kebanggaan Bajawa dan lain-lain. Sekian dulu tulisan kali ini, terimakasih telah membacanya...

Bandara SOA kota Bajawa

Saya berfoto dengan anak-anak Bela


Makam di depan rumah


Comments