Oleh Delta Rahwanda
Keramikan
adalah destinasi utama ketika berkunjung ke Suoh. Namun akses jalan yang sulit
membuat pengunjung harus menggunakan motor untuk menuju ke sana. Waktu yang ditempuh
kurang lebih 40 menit dari danau Asam. Bersiaplah dengan jalan yang sempit dan
licin apalagi jika setelah hujan. Menuju lokasi ini pengunjung dituntut untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam mengendarai motor. Jika anda ragu-ragu,
sebaiknya menyewa jasa ojek dari warga sekitar.
Dari
parkiran motor, saya melangkahkan kaki menuju Keramikan. Keramikan adalah
sebuah spot geothermal dimana terdapat banyak sekali lubang-lubang yang
menyemburkan sulfur aktif. Jika berkungjung ke keramikan maka anda harus ekstra
hati-hati dan mengikuti aturan yang ada. Kita tidak boleh melanggarnya karena
wilayah ini memang sulit ditebak kondisinya. Setelah berjalan 15 menit saya
berjumpa dengan sebuah lubang yang cukup besar berisikan lumpur dan air yang
mendidih. Spot ini mengingatkan saya kepada Tangkuban perahu namun dalam versi
mini. Sekitar kawah kecil ini sudah dipagar untuk menjaga keamanan pengunjung.
Beberapa waktu yang lalu pernah ada seorang pengunjung yang terperosok dan
mengalami luka bakar yang parah di sekujur badannya. Setelah membingkainya
dengan kamera saya melanjutkan langkah menuju spot berikutnya. Terekam oleh
saya beberapa peringatan yang dibuat oleh pengelola. Sejenak saya beristirahat dibawah pohon
lantaran cuaca yang sangat terik dan panas karena memang tengah hari ditambah
wilayah geothermal memanglah sangat panas. Kemudian saya bertemu dengan tanah
kosong seperti Pasir Kuning namun pada bagian tepinya mengeluarkan air panas.
Lagi lagi tidak ada satu tumbuhanpun di spot ini. Setelah 10 menit dari spot
ini, akhirnya saya bertemu dengan Keramikan. Keramikan menurut saya adalah
sebuah lokasi geothermal yang sudah sangat lama sehingga sulfur yang muncul
dari dalam tanah beserta air panas lama-lama membeku dan membentuk semacam
kerak yang keras yang semakin luas dan luas. Lapisan yang terbentuk memiliki
warna yang berbeda beda ada yang kekuningan, coklat tua dan warna keemasan.
Pada bagian atas terdapat sebuah lubang kecil berisi air berwarna toska dan
bisa dipastikan air tersebut panas. Di keramikan, pengunjung harus hati hati
karena dikhawatirkan kerak dimana kita melangkah belum tergolong tua sehingga
berpotensi ambrol. Jadi solusinya adalah sebaiknya kita melangkah dengan
memilih jejak yang sudah sering dilewati pengunjung sebelumnya. Pada sisi
lainnya saya juga melihat kawah yang lebih besar daripada kawah sebelumnya yang
saya lihat diawal. Kawah ini berbatasan bukit kecil yang dibaliknya juga
terdapat kawah yang ternyata lebih besar lagi. Saya berteduh di bawah pohon
semak dari panasnya sinar matahari dan memutuskan cukup sampai spot ini saja.
Namun sebenarnya masih ada beberapa spot yang bisa dieksplore lagi yang
tentunya semakin jauh. Saya kembali menuju Keramikan untuk mengabadikannya
dengan kamera. Di Keramikan ini, meskipun panas dari atas yaitu matahari dan
panas dari bawah yaitu dari air yang mengalir, namun pemandangan dan keunikan
yang kita lihat worth it hingga saya lupa
dengan cuaca panas. Merekam semua momen di setiap sisi menjadi usaha saya
terakhir sebelum meninggalkan Keramikan.
Kemudian
saya mengarahkan kendaraan menuju danau Angsa untuk sekedar memfoto beberapa
spot di sana. Jam saya telah menunjukkan waktu pukul 2 siang. Danau ini
sepertinya jarang dikunjungi karena lintasan jalan masih sangat kecil hampir tak
terlihat karena rumput tumbuh bebas tanpa ada yang mengganggu. Seperti dua
danau lainnya, danau Angsa di kelilingi oleh alang-alang yang menjadikannya
terlihat indah dipandang mata. Sore harinya, dengan berat hati saya meninggakan
Suoh. Channel youtube saya selama di Suoh ini 1 ini 2 ini 3 ini 4 ini 5
Tamat.
Comments
Post a Comment