Melanglang Pandang di Suoh, Lampung Barat {3}



Oleh Delta Rahwanda

 
                Keramikan adalah destinasi utama ketika berkunjung ke Suoh. Namun akses jalan yang sulit membuat pengunjung harus menggunakan motor untuk menuju ke sana. Waktu yang ditempuh kurang lebih 40 menit dari danau Asam. Bersiaplah dengan jalan yang sempit dan licin apalagi jika setelah hujan. Menuju lokasi ini pengunjung dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam mengendarai motor. Jika anda ragu-ragu, sebaiknya menyewa jasa ojek dari warga sekitar.

                Dari parkiran motor, saya melangkahkan kaki menuju Keramikan. Keramikan adalah sebuah spot geothermal dimana terdapat banyak sekali lubang-lubang yang menyemburkan sulfur aktif. Jika berkungjung ke keramikan maka anda harus ekstra hati-hati dan mengikuti aturan yang ada. Kita tidak boleh melanggarnya karena wilayah ini memang sulit ditebak kondisinya. Setelah berjalan 15 menit saya berjumpa dengan sebuah lubang yang cukup besar berisikan lumpur dan air yang mendidih. Spot ini mengingatkan saya kepada Tangkuban perahu namun dalam versi mini. Sekitar kawah kecil ini sudah dipagar untuk menjaga keamanan pengunjung. Beberapa waktu yang lalu pernah ada seorang pengunjung yang terperosok dan mengalami luka bakar yang parah di sekujur badannya. Setelah membingkainya dengan kamera saya melanjutkan langkah menuju spot berikutnya. Terekam oleh saya beberapa peringatan yang dibuat oleh pengelola.  Sejenak saya beristirahat dibawah pohon lantaran cuaca yang sangat terik dan panas karena memang tengah hari ditambah wilayah geothermal memanglah sangat panas. Kemudian saya bertemu dengan tanah kosong seperti Pasir Kuning namun pada bagian tepinya mengeluarkan air panas. Lagi lagi tidak ada satu tumbuhanpun di spot ini. Setelah 10 menit dari spot ini, akhirnya saya bertemu dengan Keramikan. Keramikan menurut saya adalah sebuah lokasi geothermal yang sudah sangat lama sehingga sulfur yang muncul dari dalam tanah beserta air panas lama-lama membeku dan membentuk semacam kerak yang keras yang semakin luas dan luas. Lapisan yang terbentuk memiliki warna yang berbeda beda ada yang kekuningan, coklat tua dan warna keemasan. Pada bagian atas terdapat sebuah lubang kecil berisi air berwarna toska dan bisa dipastikan air tersebut panas. Di keramikan, pengunjung harus hati hati karena dikhawatirkan kerak dimana kita melangkah belum tergolong tua sehingga berpotensi ambrol. Jadi solusinya adalah sebaiknya kita melangkah dengan memilih jejak yang sudah sering dilewati pengunjung sebelumnya. Pada sisi lainnya saya juga melihat kawah yang lebih besar daripada kawah sebelumnya yang saya lihat diawal. Kawah ini berbatasan bukit kecil yang dibaliknya juga terdapat kawah yang ternyata lebih besar lagi. Saya berteduh di bawah pohon semak dari panasnya sinar matahari dan memutuskan cukup sampai spot ini saja. Namun sebenarnya masih ada beberapa spot yang bisa dieksplore lagi yang tentunya semakin jauh. Saya kembali menuju Keramikan untuk mengabadikannya dengan kamera. Di Keramikan ini, meskipun panas dari atas yaitu matahari dan panas dari bawah yaitu dari air yang mengalir, namun pemandangan dan keunikan yang kita lihat worth it hingga saya lupa dengan cuaca panas. Merekam semua momen di setiap sisi menjadi usaha saya terakhir sebelum meninggalkan Keramikan.


                Kemudian saya mengarahkan kendaraan menuju danau Angsa untuk sekedar memfoto beberapa spot di sana. Jam saya telah menunjukkan waktu pukul 2 siang. Danau ini sepertinya jarang dikunjungi karena lintasan jalan masih sangat kecil hampir tak terlihat karena rumput tumbuh bebas tanpa ada yang mengganggu. Seperti dua danau lainnya, danau Angsa di kelilingi oleh alang-alang yang menjadikannya terlihat indah dipandang mata. Sore harinya, dengan berat hati saya meninggakan Suoh. Channel youtube saya selama di Suoh ini 1 ini 2 ini 3 ini 4 ini 5
                Tamat.













Comments