Oleh Delta Rahwanda
Danau Besar |
Setelah
selesai menikmati makan malam buatan sendiri, saya menuju sisi lain danau yang
hanya 300 meter dari tenda karena saya mendengar suara seseorang bernyanyi
sambil memainkan gitar. Rupanya ada tenda lain menemani saya namun tidak
terlihat karena berada di bawah pohon besar dan semak-semak. Mereka rombongan
yang berasal dari Belalau yang berjarak hanya 15 kilometer dari Suoh. Berkenalan
kemudian bernyanyi bersama mereka menjadi hiburan malam kami. Sesekali
berbincang-bincang dengan mereka menggunakan bahasa Lampung sembari melatih
kemampuan bahasa Lampung saya yang jarang digunakan meski saya asli suku
Lampung.
Alarm
jam tangan berbunyi tepat pukul 5 pagi. Rencana memfoto sunrise mewajibkan saya
bangun sepagi mungkin. Setelah kamera siap, saya melaju kendaraan menuju puncak
di danau Besar dengan jarak kurang lebih 2 km dari danau Asam. Jalan yang saya
lewati sangat licin karena dua hari yang lalu hujan deras. Kata warga, danau
Besar memiliki potensi ikan yang banyak namun warga sekitar tidak berani memancing
apalagi menjala di sana karena sering terihat buaya penghuni danau Besar.
Puncak yang disebut warga adalah sebuah bukit kecil dimana kita bisa memfoto
danau Besar dan bukit-bukit kecil lainnya. Semakin terang cahaya matahari, saya
semakin menyadari bahwa danau Besar dikelilingi oleh hamparan alang-alang yang
begitu luas dan indah. Tepat pukul 7 saya kembali ke tenda dan berjanji kepada
diri sendiri bahwa saya harus kembali lagi setelah sarapan.
Danau Besar |
Mie
instan dan sarden menjadi menu sarapan dan akan mencover aktifitas saya hingga
tengah hari. Kemudian mencoba menyegarkan diri dengan mandi di danau Asam.
Sembari berenang, saya merekam beberapa momen untuk kebutuhan social media.
Saya menjilat sedikit air danau dan terasa seperti rasa sulfur. Barangkali inilah
mengapa warga menyebutnya asam dan wajar saja jika tidak ada ikan atau hewan
menghuni danau ini. Bahkan air terasa hangat di badan saya. Setelah selai
bermain air di danau Asam, saya menuju sungai berair hangat untuk berbilas.
Tidak jauh dari tenda saya ada sebuah aliran sungai yang airnya sangat jernih
yang sebenarnya bersumber dari air danau. Air sungai terasa lebih hangat dan
memang biasa digunakan oleh pengunjung untuk bilas ketika selesai berenang di
danau Asam. Beberapa anak yang datang saya undang untuk mandi bersama dan
mereka bersedia. Beberapa kali saya merekam momen dimana mereka melompat dari
tepi jembatan ke sungai yang dalam. Anak-anak ini sudah terbiasa melakukan
loncatan karena hampir setiap hari mereka bermain air di sini. Momen seru terekam
dengan baik di kamera saya.
Jam
tangan saya menunjukkan pukul 10 pagi ketika saya telah siap menuju lokasi
berikutnya yaitu Keramikan yang merupakan spot utama destinasi wisata di Suoh.
Namun saya berhenti sejenak di puncak danau Besar untuk memfoto keindahan alam
di sana. Gugusan alang–alang terlihat hingga ujung. Di sisi lain juga tampak
danau Angsa yang merupakan danau paling kecil. Danau Angsa terletak tidak
begitu jauh dari Pasir Kuning yang telah saya kunjungi kemarin sore. Pada danau
Besar ada sebuah pondok yang menjadi spot favorit para pengunjung untuk berfoto
ria.Channel youtube saya ketika di Danau Besar klik ini dan ketika di Pasir Kuning klik ini.
Bersambung…
Comments
Post a Comment