Oleh Delta Rahwanda
Taboh
ikan gabus jadi menu spesial di waktu break
kami siang ini. Ikan gabus memang menjadi sajian andalan karena di sekeliling
desa Gunung Terang terdapat banyak sekali rawa. Biasanya warga menangkap ikan
gabus dengan cara memasang tajur atau memancing kemudian ditinggalkan hingga
satu malam. Keesokan harinya, nelayan akan memeriksa pancing tersebut satu
persatu. Ikan yang didapatkan kemudian diantarkan ke pengepul yang ada di setiap
desa. Ikan gabus sendiri menjadi oleh-oleh khas Tubaba karena luasnya rawa di
dua kabupaten ini. Jika kalian lewat jalan sekitar Cakat, maka kalian akan
menemukan banyak sekali pedagang ikan asap yang hampir semuanya adalah ikan
gabus dan baung. Gulai Taboh sendiri berasal dari bahasa Lampung yang artinya
sayur santan. Sayur santan Lampung sedikit berbeda dalam proses pembuatannya
karena tidak adanya proses menumis bumbu melainkan semua bumbu hanya direbus.
Cara yang umum dilakukan pada wilayah Sumatra bagian selatan. Proses yang sama
juga dilakukan di propinsi Bangka Belitung dalam membuat Lempah Kuning. Gulai
taboh biasanya disandingkan dengan berbagai macam lalapan yang telah direbus
seperti terong, sawi dan lain-lain. Gulai Taboh bisa menggunakan berbagai macam
ikan yang biasanya berukuran sedang hingga besar. Jika kita ke krui, kita akan
menemukan taboh Tuhuk. Tuhuk merupakan bahasa lokal dari ikan Blue Marlin atau
Black Marlin. Jika kita menuju timur Krui yaitu di sekitar Kotaagung, maka kita
akan sering mendengar taboh Nibung (Blue/ Black Marlin). Ikan yang diolah dalam
gulai taboh dapat merupakan ikan asap atau ikan bakar atau langsung ikan mentah
tanpa di bakar atau asap. Untuk memakan gulai taboh dengan ikan tanpa dibakar/
diasap, kalian perlu mencobanya beberapa kali terlebih dahulu karena cara ini
hanya lazim dilakukan oleh warga Lampung asli seperti saya. Saya pribadi
seperti menemukan sebuah harta karun ketika melihat menu kami siang ini yaitu
gulai Taboh Gabus. Ikan gabus merupakan ikan yang jarang ada di Bandar Lampung.
Jika ada pasti harganya selangit. Saya memperhatikan semua relawan ternyata mereka
menikmati menu siang ini. Sebuah rahasia, saya menghabiskan 4 potong kepala
gabus.
Lihat kegiatan Ruang Jingga lainnya di sini.
Tepat
pukul 13.30, kami menginjakkan kaki di halaman SDN 1 Gunung Terang yang memang
tidak begitu jauh dengan lokasi kami beristirahat. Siswa-siswi menyambut kami
dengan menyanyikan lagu yang sama ketika kami sampai di SDN sebelumnya. Karena
cuaca yang sangat menyengat, relawan mengajak mereka melakukan icebreaking di
dalam kelas. Rundown yang kami lakukan juga sama persis yaitu icebreaking,
Puppet show, review, inspirasi dan pemberian tumbler. Pada sesi inspirasi diisi
juga oleh Kak Wana yang merupakan seorang dosen Geodesi. Kak Wana menunjukkan
sebuah GPS dan menjelaskan bagaimana cara membuat peta.
Pukul
16.00, kami mengakhiri kegiatan hari ini ditutup dengan sesi berfoto bersama
dan penyerahan bantuan kepada pihak sekolah kemudian kami berpamitan. Shalat
Ashar sejenak di masjid, lalu kami melaju menuju rumah dimana kami akan
menginap dan menempuh waktu kurang lebih 90 menit.
Bersambung...
![]() |
Serba-serbi kegiatan di SDN 1 Gunung Terang, Tubaba. |
Comments
Post a Comment