Oleh Delta Rahwanda
Sebagian relawan gelaran ke-9 |
Banyak
penelitian menyebutkan bahwa sampah plastik merupakan salah satu sampah yang
paling berbahaya dan sangat sulit terurai. Membutuhkan minimal 500 tahun untuk
dapat terurai dan bercampur dengan tanah. Bahkan di samudra Pasifik, sampah
plastik dari segala penjuru dunia terkumpul karena arus pusaran air sehingga
membentuk pulau-pulau dari sampah. Tentu saja banyak hewan seperti anjing laut,
ikan, burung, penyu dan lain-lain mati terbunuh karena memakan beberapa sampah
yang mereka kira makanan. Telah banyak ditemukan bangkai burung yang telah
membusuk namun sampah plastik masih tetap utuh di antara tulang belulang
burung.
Dengan
menggunakan tumbler tentu saja merupakan sebuah solusi aktif namun sederhana.
Karena sederhana cara ini seringkali dilupakan oleh kita. Dengan selalu membawa
tumbler kemanapun kita bepergian, secara tidak langsung kita telah mengurangi
sampah plastik yang biasanya kita buang setelah membeli air minum kemasan.
Sampah-sampah tersebut akan menumpuk dan terus menumpuk jika setiap orang
melakukan hal yang sama. Maka menggunakan tumbler setiap kita keluar rumah
adalah cara efektif untuk mengurangi sampah botol plastik.
Puppet
show sebagai identitas gelaran
Setiap
kali gelaran, informasi di atas menjadi materi wajib yang kami sampaikan.
Banyak sekali informasi yang dibagikan kepada siswa siswi yang kami kunjungi
dengan harapan mereka dapat melakukannya dan menyebarkannya kepada kawan,
saudara bahkan orang tua mereka. Puppet show sendiri merupakan langkah yang
kami lakukan agar pesan yang diberikan akan mudah diterima oleh anak-anak.
Puppet show ini diperankan oleh para relawan dengan menggunakan media boneka
tangan dengan sebuah alur cerita mengenai sampah yang menjadi masalah di sebuah
desa. Tokoh utama pada cerita adalah Tucil dan Yooman.
Semua
yang ada di ruangan menjadi hening ketika kami menyanyikan lagu pembuka puppet
show di gelaran ke-9 ini. Semua mata tertuju pada layar kecil yang ada di depan
mereka. Perlahan tokoh Tucil muncul dari balik layar. Suara riuh anak-anak
terdengar dari balik layar ketika ada sesi lucu dimana pak RT mengejar Yooman
dan Tucil karena telah membuang sampah sembarangan. Namun pak RT menyerah
karena kehabisan napas. Inti dari ceritanya adalah penyesalan dua tokoh utama
ini karena telah membuang sampah di sungai yang kemudian mengerti dan sadar
bahwa perbuatan mereka adalah salah. Di akhir cerita juga dijelaskan mengenai
logo-logo pada plastik. Semua siswa kompak memeriksa botol mereka ketika ada
perintah dari salah satu tokoh pada puppet show. Sedetik kemudian, para siswa
dan siswi menyadari bahwa botol minum yang mereka miliki tidaklah boleh dipakai
berulang-ulang. Terakhir, menyanyikan lagu Gajah Kupu-Kupu menjadi penutup
puppet show kali ini.
Puppet show sebagai identitas |
Ucapan terimakasih
Ruang
Jingga bukanlah apa-apa tanpa adanya para pengurus yang senantiasa mengorbankan
waktu dan energi untuk menyelenggarakan setiap gelaran. Ruang Jingga hanya
sebuah nama jika tanpa para relawan yang dengan setia mengikuti setiap gelaran
yang ada. Dan Ruang Jingga hanyalah media perantara dari para donatur yang
ingin berbagi kebahagiaan. Kami sampaikan terimaksih tanpa batas kepada semua
yang telah terlibat hingga gelaran ke-9 ini. Hanya kata terimakasih yang dapat
kami sampaikan dan semoga Allah SWT memberi rezeki yang lebih besar bagi para
donatur, relawan juga pengurus. Akhir kata “Happines is real when shared”
Jabat tangan sebelum pulang |
Comments
Post a Comment