Ruang Jingga #1000tumblers4lpg: MI Islamiyah Pahmungan (2 of 3)

Oleh Delta Rahwanda

Kak Habi sedang meminpin sebuah permainan

Tepat pukul 06.00 seluruh relawan telah berkumpul di meeting point dengan pakaian putih. Semua perlengkapan sudah dipersiapkan sejak sehari sebelumnya. Wajah-wajah ceria yang sudah tidak sabar menuju MI Islamiyah Pahmungan segera masuk ke dalam 5 mobil yang telah kami siapkan. Berjalan konvoy menuju lokasi merupakan kesepakatan bersama karena khawatir terpisah dengan yang lainnya. Apalagi di sana tidak ada sinyal handphone sama sekali. Lebih cepat dari perkiraan ternyata kami sampai 30 menit lebih awal. Saya terpana dengan kondisi sekolah yang terbuat dari papan dan tepat bersebelahan dengan kandang kambing. Memiliki 6 ruangan kelas, 5 ruangan untuk kelas 1, 2, 3, 4 dan 5 dan 1 lagi digunakan untuk ruangan guru. Memiliki jumlah murid sebanyak 81 siswa dan 9 guru yang masih berstatus guru honor sejak belasan tahun silam. Meski berstatus honor dan tidak bergaji secara rutin, para guru ikhlas menjalankan kewajiban mereka untuk mendidik para siswa dan siswi MI Pahmungan. Sekolah ini terletak di antara rumah warga yaang kondisinya tidak jauh berbeda dengan konsisi sekolah. Tidak jauh dari bangunan sekolah, terdapat sebuah masjid milik desa yang biasa digunakan untuk shalat dzuhur berjamaah sebelum para siswa-siswi pulang ke rumah.

Turut berpartisipasi Muli Mekhanai kota Bandar Lampung
Setelah sesi icebreaking dilakukan selama 30 menit, para siswa kami arahkan menuju ruangan kelas. Icebreaking dilakukan agar antara siswa dan relawan bisa saling mengenal lebih dekat. Di dalam kelas para siswa telah siap mendengarkan dongeng mengenai sampah plastik. Puppet show dilakukan kurang lebih selama 30 menit dengan setting yang telah dipasang ketika sesi icebreaking. Kemudian disusul sesi review yaitu sesi dimana penjelasan mengenai fakta plastik baik manfaat dan bahayanya, logo-logo pada plastik dan manfaat tumbler. Sesi review juga spesial karena kami mengajak sepasang Muli Mekhanai kota Bandar Lampung. Mereka terlihat kompak dalam menjelaskan materi di depan para siswa. Dengan detail mereka menjabarkan melalui media gambar yang telah kami persiapkan. Tidak hanya berdua, namun mereka juga ditemani oleh mbak Desti yang juga alumni Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung.

Muli Mekhanai sedang menjelaskan tentang fakta plastik

Memotivasi melalui profesi
Acara yang dilakukan pada setiap gelaran tidak lepas dari sesi motivasi melalui profesi. Ruang Jingga selalu mengundang para pemuda yang memiliki profesi yang unik dan dapat menginspirasi anak-anak sekolah dasar. Pada gelaran ke-9 ini kami mengajak Mbak Gemma yang berprofesi sebagai dokter gigi, mbak Intan yang memiliki pekerjaan sebagai photographer dan mas Indra dengan aktifitas menulis di blog sebagai travel blogger. Drg. Gemma penuh semangat menjelaskan bagaimana menyikat gigi yang baik dan benar. Dua orang siswa diundang ke depan untuk mempraktekkan langsung. Dia juga membawa beberapa alat untuk memeriksa gigi seperti cermin kecil bergagang yang fungsinya untuk melihat kondisi gigi pasien. Giliran mbak Intan juga mengundang dua siswa maju ke depan untuk menjadi model dan menjadi photographer. Sesekali terdengar riuh tawa para siswa karena sang model dadakan tersipu malu enggan berlenggok dan sang photographer tampak kebingungan dengan kamera barunya. Sesi motivasi ditutup oleh mas Indra yang berprofesi sebagai travel blogger. Dia menjelaskan bagaimana caranya menjadi seorang menulis dan menuangkkannya di dalam blog. “Selain menulis, kita juga harus bisa memfoto yang benar dan bagus” jelasnya. Di akhir penjelasannya, ms Indra mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu bersama-sama. Ini adalah momen paling riuh yang saya dapatkan. Semua siswa bernyanyi sambil mengikuti gerakan mas Indra.


Kak Indra dan Kak Intanmenjelaskan profesi mereka


 Bersambung...

Comments