Oleh Delta Rahwanda
Tahun 2014 yang lalu
merupakan tahun di mana saya mulai menyukai music folk. Sebenarnya sejak dahulu
saya tidak menyukai musik mainstream. Saya cenderung menyukai band yang kurang
dikenal. Music minoritas seperti punk dan reggae menjadi favorit saya. Nama
band punk dan reggae menjadi song list setiap kali saya mendengarkan lagu di
laptop. Pada awal 2013 saya mulai mendengar music folk dan belum menyukainya.
Hanya sekedar mendengarkan saja lalu lupa.
Ada beberapa band folk yang sempat saya dengarkan waktu itu seperti
Sore, Float, Pure Saturday, Limapagi dan lain-lain. Semuanya tidak membekas.
Mungkin karena asing dengan jenis musik yang satu ini.
Suatu malam setelah selesai
night ride cycling bersama beberapa kawan, saya membuka winamp di laptop.
Tergesa-gesa membuka kumpulan lagu karena hendak mandi, saya tidak memilih lagi
lagu apa yang akan saya dengarkan. Tanpa saya sengaja rupanya semua lagu yang
ada di hardist ter-import ke play list. Winamp sempat sedikit hang karena
banyaknya lagu yang masuk ke play list. Dan kemudian saya klik salah satu lagu.
Selesai sikat gigi dan
mandi, saya mengelap badan dengan handuk. Nah, saat itulah telinga saya
menangkap lantunan lagu yang begitu enak didengar. Saya dengarkan lebih detail
untuk menerka siapa yang menyanyikan lahu ini namun saya tak punya jawaban.
Penasaran, lalu saya cek. “Payung Teduh” yang tertulis di sana. Album band ini
sudah saya download sejak lama sekali namun kenapa baru kali ini musiknya
terasa masuk ke hati. Itulah awal mula telinga saya “cocok” dengan musik yang
satu ini. Resah, kucari kamu, rahasia, berdua saja,tidurlah adalah lagu yang
mulai saya sukai dan lama kelamaan makin suka saja. Hingga akhirnya semua lagu
band ini saya suka. Payung Teduh menuntun saya untuk menyukai musik jazz dan
keroncong karena band ini kental dengan kedua irama tersebut. Lirik lagunya pun
berbeda dari pada lagu-lagu lainnya. Seperti sebuah puisi.
Is, Vokalis Payung Teduh |
Tak cukup Payung Teduh, saya
juga menyukai band folk dari Bali yaitu Dialog Dini Hari. Kedua aliran band ini
berbeda namun liriknya mirip sama-sama “tidak lazim”. Sampai sekarang kedua
band ini menjadi lagu wajib ketika saya bermain gitar. Bagi pembaca yang ingin
berkenalan dengan musik folk, maka cobalah dengarkan kedua band ini. Atau coba
dengarkan band-band folk lainnya yang sudah saya sebutkan di atas. Semoga
kalian juga menyukainya.
Comments
Post a Comment