Tindak Anarki dalam Aksi Moral

Oleh Delta Rahwanda


Munculnya aksi turun ke jalan atau yang biasa masyarakat sebut demonstrasi merupakan sebuah cara yang efektif guna menyalurkan aspirasi rakyat. Dengan cara ini seluruh rakyat berbondong-bondong menyuarakan isi hati mereka dengan orasi, slogan-slogan, tulisan, tindakan, teatrikal, mogok makan, mogok kerja dan lain-lain. Demonstrasi merupakan cara yang efektif karena aksi ini akan dilihat langsung oleh tokoh yang bersangkutan. Hampir warga setiap negara pernah melakukan ini. Sebagai contoh ketika runtuhnya Rezim Orde Baru dikarenakan begitu banyak warga ibukota yang berdemo dan disusul aksi di provinsi lainnya. Demontrasi atau unjuk rasa adalah bagian dari demokrasi itu sendiri. Demonstrasi merupakan salah-satu wujud bagaimana masyarakat menyampaikan aspirasinya. Aspirasi itu terkadang memang dipandang perlu disampaikan dengan modus demo, karena berbagai pertimbangan atau alasan salah satunya agar didengar langsung kepada sasaran yang dituju dan sekaligus sebagai cara menegur para pemimpin. Barangkali karena pertimbangan agar masyarakat umum mengetahuinya secara terbuka. Juga mungkin karena pertimbangan politis tertentu. Dengan cara dan teknik apapun penyampaian aspirasi dilakukan, sesungguhnya sah saja sepanjang dengan cara yang benar. Demonstrasi adalah wadah dan bentuk nyata luapan kekecewaan masyarakat terhadap macetnya roda pemerintahan. Lebih dari 30 tahun rakyat dibungkam lalu sampailah pada era demokrasi sehingga muncullah kebebasan berpendapat setiap warganya. Akhirnya negara ini selalu dihiasi demonstrasi di setiap harinya mulai dari masalah yang sepele hingga pelik. Karena demonstrasi adalah salah satu wujud nyata kepedulian masyarakat terhadap perkembangan dan nasib bangsa ini. Demonstrasi juga menjadi pertanda bahwa masih adanya aspirasi masyarakat yang tidak tersampaikan. Demonstrasi sebenarnya merupakan salah satu cara bagi setiap warga negara untuk menyuarakan keluhan, ide dan juga aspirasi. Tidak hanya masalah yang berhubungan dengan politik yang biasanya di demo tapi dalam segala hal seperti masalah keagamaan, gaji, kesetaraan dan lain-lain.

Sejak dahulu mahasiswa menjadi pioneer dalam dunia demonstrasi. Namun sayangnya ada beberapa aksi yang akhirnya merusak image mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang memang berjiwa muda dan ambisius selalu memiliki seribu alasan untuk melakukan aksi turun ke jalan. Namun jiwa muda juga akrab dengan pribadi yang labil dan cenderung hanya ingin didengarkan mudah untuk dipancing sehingga melakukan tindakan anarkis. Demonstran merupakan perpanjangan tangan suara hati rakyat. Kepada merekalah keluhan disampaikan. Maka sebagai demonstran sebaiknya mengetahui benar masalah yang akan di suarakan dan digugat. Satu hal lagi, demonstran juga harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan. Sebagai contoh sederhana, sekali waktu ada aksi turun ke jalan menolak produk Amerika. Dengan semangat membara si orator menyuarakan segala keluhan yang dirasakan dan yang pernah didengarnya. Selesai berorasi, si orator mengambil minuman dingin dengan merek terkenal yang notabene produk tersebut adalah brand asli kiriman Amerika. Inilah salah satu hal yang harus digaris bawahi oleh para demonstran. Jangan sampai kita melanggar apa yang baru saja kita katakan. Jangan sampai kita menelan ludah sendiri.

Jika sebuah aksi moral berujung anarkis, maka hal tersebut akan menjadi bumerang bagi para demonstran dan merupakan sebuah keuntungan bagi tokoh yang didemo. Sayang kalau aksi unjuk rasa ini diikuti dengan tindakan anarki, bukan menjadi sebuah contoh. Yang awalnya masyarakat hormat lalu akhirnya menjadi tidak suka. Apalagi yang menjadi korban adalah masyarakat itu sendiri padahal masyarakatlah yang sedang dibela haknya. Pada awalnya aksi mendukung masyarakat namun karena berhujung anarki maka akhirnya masyarakat kecil lagi yang menjadi korbannya. Setidaknya masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi demo akan merasakan langsung kerugiannya. Pada awalnya membela masyarakat namun meminta tumbal dari masyarakat pula.
Aksi yang damai
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya demonstrasi anarkis setidaknya mengurangi kadar anarkis yang terjadi di setiap aksi demo. Pertama, demonstran harus benar-benar mengerti tentang tujuan kegiatan demo dan kemudian merapatkan barisan dengan yang lainnya guna menghindari penyusup yang masuk ke dalam kelompok demostran yang benar-benar tulus membela kepentingan rakyat. Jika tidak, provokator akan menyusup dan dengan mudah mempengaruhi jalannya demonstrasi yang awalnya bejalan lancar dan damai menjadi demo yang penuh tindak anarkis dan semrawut. Tindakan anarkis tersebut biasanya bermula dengan membakar ban, menutup jalan, membakar gambar tokoh, membakar bendera, menghadang kendaraan umum dan lain-lain. Kedua, berfikirlah positif dan lakukan demonstrasi yang bersih. Gunakan nilai seni atau budaya dalam berdemonstrasi seperti teatrikal, puisi dan lain-lain. Ketiga, adanya dukungan kerjasama yang kooperatif dari para aparat keamanan dan para demonstran. Kerjasama ini sangatlah penting untuk kedua belah fihak. Saling menghargai adalah kuncinya.
 Apakah aksi damai dengan tindak anarkis merupakan pertanda merosotnya budaya ketimuran sehingga menimbulkan demo berbumbu anarkis.  Inilah yang harus disadari bersama, agar demo dilakukan, bukan hanya tidak merusak tapi mencerminkan diri kita sebagai bangsa beradab dan bermartabat. Patut dicatat bahwa demonstrasi adalah bagian dari ikhtiar. Kalau unjuk rasa diiringi dengan emosi maka bukan simpatik yang muncul tapi malah kebencian yang ada. Masyarakat kita bisa menilai sebuah hal itu baik atau buruk. Jika tujuannya baik tapi dilakukan dengan cara yang buruk maka kebaikan perjuangan tersebut diragukan keafdholannya. Alangkah baiknya jika aksi moral dilakukan dengan jalan yang juga berlandaskan moral yang baik. Sebuah perjuangan moral haruslah selaras dengan bagaimana cara memujudkannya yaitu seiring dengan moral para pelaku moral itu sendiri. Sangat disayangkan jika sebuah demonstrasi menghasilkan tindakan anarki padahal aksi tersebut berdiri di atas kepentingan moral. Tindakan anarki akan mengurangi nilai moral dari aksi tersebut. Menyuarakan hati nurani sangatlah perlu dan dilakukan dengan jalan yang baik merupakan keutamaan. Sebelum beraksi sebaiknya kita telah benar-benar mengerti apa tujuan aksi tersebut dan kenapa aksi tersebut dilakukan dengan tujuan kita sebagai pelaku aksi juga bertanggung jawab dengan aksi yang kita akan lakukan. Membangun budaya profesional di tempat-tempat publik dan kandungan moral yang luhur di hati masyarakat merupakan pekerjaan rumah bagi kita dan unjuk rasa yang berbuntut anarkis merupakan tindakan yang mencoreng jalannya demokrasi.
 

Comments