Ibu, Tonggak Awal Pendidikan Keluarga

Oleh Delta Rahwanda
 
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Lewati rintang untuk aku anakmu, Ibuku sayang masih terus berjalan, Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah, Seperti udara kasih yang engkau berikan, Tak mampu kumembalas Ibu…Ibu. Ingin kudekat dan menangis dipangkuanmu, Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu, Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku, Dengan apa membalas Ibu…Ibu?
Lagu yang pernah dinyanyikan oleh Iwan Fals ini pernah menjadi salah satu lagu favorit ketika saya kecil. Kala itu saya hanya sekedar suka saja karena nada lagu yang enak dan lirik yang mudah dihapal. Namun saat ini, pemaknaan lagu ini telah berubah dengan sendirinya seiring proses penghayatan yang dalam. Sebuah lagu yang begitu syarat makna tentang kasih sayang dan pejuangan seorang ibu. Sang penyanyi menceritakan bagaimana besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bagaimana perjuangan seorang ibu dalam menjaga anaknya, bagaimana seorang ibu selalu mendoakan anaknya, bagaimana lika-liku seorang ibu menjaga dan merawat putra-putrinya dan sang pelantun kebingungan harus membalas apa kepada sang ibu. Iwan Fals merasa dirinya terasa hangat oleh kasih sayang sang ibu, setiap saat dia merasa hangat oleh doa-doa yang terucap dari bibir sang ibu.
Saya sangat menyadari bahwa kasih sayang seorang ibu tak mengenal batas waktu, perjuangan ibu tak terbalaskan oleh anak-anaknya, doa para ibu tak putus di lekang waktu. Ibu sering kali bermain “di belakang layar” demi kesuksesan anak-anaknya. Dengan ikhlas selalu mendoakan anak-anaknya meskipun beliau mungkin lupa untuk mendoakan dirinya sendiri. Dengan tulus memfasilitasi anak-anaknya meskipun beliau tak pernah membeli perlengkapan baru untuknya sendiri. Menghangatkan anaknya dengan dua selimut meski beliau sendiri kedinginan. Menyusui sang anak meski beliau sendiri lapar dan dahaga, tetap tersenyum cantik meski lelah mendera, dengan setia memasakkan makanan kita meski sejuta tugas lain menanti. Ibu tak pernah mengenal kata istirahat untuk kita, anak-anaknya.
Di Kartu Tanda Penduduk (KTP) seorang ibu akan tertulis “Ibu Rumah Tangga” pada poin Pekerjaan. Artinya pekerjaan sang ibu adalah sebagai ibu rumah tangga. Sebuah pekerjaan tentunya akan menghasilkan sejumlah uang untuk didapatkan dari hasil bekerja. Namun tidak untuk pekerjaan yang satu ini. Pekerjaan yang panjang dan berat namun tanpa gaji didapat. 

Pondasi Pendidikan Anak
Berawal dari proses hamil 9 bulan, lalu proses melahirkan yang harus bertaruh nyawa, disusul merawat sang bayi bertahun-tahun dan seterusnya merupakan pekerjaan ibu. Bekerja 24 jam tanpa gaji di jalani oleh para ibu dengan ikhlas. Ibu adalah sosok pertama yang mengajarkan kita mengenal benda-benda yang ada di dunia ini. Mengajari kita bagaimana berbicara dengan mengenalkan kata pertama kali, memperdengarkan nyanyian syahdu, membimbing kita untuk berbicara dan masih berjuta perjuangan ibu untuk anak-anaknya. Ibu adalah guru kita pertama kali di dunia ini. Ibu adalah kehangatan pertama yang kita rasakan di dunia. Maka dari itu, seorang ibu yang sholehah dan berwawasan luas akan menghasilkan generasi yang taat agama dan pintar. Sekali lagi penulis ulangi bahwa ibu adalah guru yang pertama dan utama bagi sosok manusia yang baru mengenal dunia. Harus ada tempat yang layak bagi wanita baik di keluarga, negara, masyarakat.
Tak salah jika Rasulullah SAW begitu menghormati para ibu 3 berbanding 1 dengan laki-laki. Barangkali salah satu faktornya adalah karena beban dan tanggung jawab ibu begitu besar untuk pembentukan karakter generasi penerus keluarga. Rasulullah SAW menjawab Ibumu sebanyak tiga kali berurutan dan kemudian ayahmu ketika beliau ditanya oleh sahabat siapakah orang yang harus kami hormati pertama kali. Rasulullah SAW seringkali mengangkat derajat wanita jika dilihat dari berbagai hadist. Beliau juga pernah berkata “Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu” Hadist ini juga menegaskan bahwa posisi ibu lebih utama. Suatu ketika Aisyah bertanya kepada Rasululloh” Aku bertanya kepada Rasululloh SAW, siapakah yang lebih besar haknya kepada wanita? Rasul menjawab “Suaminya” lalu siapa pula yang berhak terhadap laki-lkai?” Rasulullah SAW menjawab “ Ibunya”
Sebaiknya keberadaan panti jompo tidaklah penting karena tidak ada alas an untuk menitipkan orang tua dip anti jompo. Curahan kasih sayang yang diberikan kepada kita seharusnya menjadi motivasi untuk membalas segala kebaikan orang tua. Ibu sebagai toggak awal kehidupan kita dalah tokoh yang sangat penting.
Pada dasarnya momentum hari ibu tidak harus selalu dilakukan pada tanggal 22 Desember saja namun seharusnya dilakukan setiap saat oleh kita. Menghormati dan menjaga orang tua adalah kewajiban kita sebagai anak-anak yang taat kepada agama. Karena syurga ada di telapak kaki ibu. Hari ibu adalah sebagai salah satu bentuk apresiasi kita kepada bunda atas segala jasanya. Pada hari ibu ini kita sempatkan untuk melihat wajah ibu kita, mengingat segala kasih sayang yang tercurah, menanyakan kabarnya, mencium kakinya, memohon maaf kepadanya.
Sebuah kisah yang sangat menyentuh hati penulis ceritakan ulang untuk menutup tulisan ini. Suatu ketika seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia bertanya kepada malaikat. Sang bayi mendengar bahwa dia akan dikirim ke dunia. Lalu sang bayi berkata bagaimanakah cara dia hidup kelak ketika di dunia karena sangat lemah, kecil dan tak berdaya. Lalu malaikat berkata bahwa Tuhan telah mengirimkan satu malaikat kepada sang bayi jika dia di dunia kelak. Sang malaikat yang ditunjuk akan menjaga dan mengasihimu. Namun sang bayi berkata bahwa Syurga adalah tempat yang indah. Aktifitasnya selama ini hanyalah bernyanyi dan bermain dan tertawa. Lalu malaikat berkata bahwa malaikat yang ditunjuk akan selalu menemaninya, bernyanyi, menjaga, tersenyum, menghangatkan dan membuat sang bayi lebih bahagia. Lalu sang bayi bertanya bagaimana caranya ketika dia ingin berbicara kepada Tuhan ketika dia di dunia kelak. Lalu malaikat benjawab bahwa malaikat yang ditunjuk akan mengajarkannya bagaimana cara berdoa. Sang bayi bertanya lagi bagaimana dia terlindung dari manusia jahat karena di dunia banyak orang jahat. Malaikat yang ditunjuk akan menjagamu selalu dengan taruhan nyawanya sekalipun. Sang bayi masih bertanya bagaimana cara dia bertemu dengan Tuhan kelak di dunia. Malaikat mengatakan bahwa malaikat yang ditunjuk akan menceritakan tentang Tuhan, dan mengajarkan bagaimana kembali kepada Tuhan. Engkau akan diajarkan bagiamana melewati hidup dengan jalan kebenaran. Mengajarkan bagaimana membaca kitab suci, bagaimana tata cara shalat, bagaimana bersosialisasi, bagaimana saling menyayangi, bagaimana, menulis dan membaca. Malaikatmu yang akan selalu membimbing dan menjagamu. Lalu akhirnya sang bayi bertanya “Lalu jika aku harus pergi ke dunia sekarang, siapakah malaikatku di dunia kelak?” sang malaikat menjawab “Engkau akan memanggilnya IBU”
Selamat hari Ibu untuk para Ibu dan calon Ibu.

Comments