Kecurigaan > Kebencian > Penyakit Hati = Jiiwa = Ruh

Diantara sifat curiga yang ekstrem tersebut banyak juga terjadi diantara kita, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan sekarang ini, banyak mengidap penyakit curiga yang berlebihan. Seseorang yang selalu curiga biasanya didasari oleh pengalaman yang kurang baik sebelumnya.
Lebih berbahaya-Nya lagi muncul sifat kurang baik yang lebih tinggi dari kecurigaan adalah apatis. Apa yang dilakukan oleh orang lain sudah tidak dianggap olehnya. Ia sudah menutup jalan bagi dialog, sudah tidak mau bercampur tangan dengan yang lain. Ia orang yang apatis. Ia tidak saja cuek, tapi sama sekali tidak menghiraukan. Perasaannya tanpa emosi, lesu, dan impasif. Apa yang dikerjakan orang terhadapnya tidak membuatnya tertarik. Ia malah acuh tak acuh.
Biasanya orang yang seperti ini mempunyai pengalaman buruk yang sulit hilang dari kenangan. Ia begitu shock dengan pengalaman buruknya itu sehingga ia apatis tidak saja menghadapi pengalaman yang sama namun juga kejadian apa saja.
Orang apatis semacam ini agak susah diobati. Bagaimana akan mengobati kalu mendekat saja ia sudah tidak mau menerimanya. Ketika kita menyampaikan penjelasan, kita memberikan perhatian. Jauh-jauh pintu sudah ditutup olehnya, sebelum kita menemuinya. Padahal kita bermaksud baik.
Apatisme adalah kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu apathy. Kata tersebut diadaptasi dari Bahasa Yunani, yaitu apathes yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. Sedangkan menurut AS Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English: apathy is an absence of simpathy or interest. Dari definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik satu benang merah definisi apatisme, yaitu hilangnya simpati, ketertarikan, dan antusiasme terhadap suatu objek.
Puncak dari semua ini adalah melakukan permusuhan kepada siapa saja. Ketertekanan kehidupannya oleh situasi membuat ia mudah tersinggung dan melakukan perlawanan. Hanya karena sebab-sebab kecil, langsung emosinya meluap dan mengajak berantem. Bagi masyarakat kota, akan mudah dijumpai orang yang terkena penyakit ini. Pertengkaran diakhiri dengan pembunuhan. Kejadian seperti itu sangat mudah ditemukan. Kerasnya persaingan dan musibah yang selalu mendera tanpa dibarengi dengan kesabaran akan membuat seseorang berhati keras. Kekerasan hati akan menjadikan seseorang mudah tersinggung dan melakukan reaksi fisik yang spontan. Seseorang melakukan permusuhan tidak hanya karena dilukai orang lain. Tapi diperlakukan baik pun ia tersinggung. Ketika seorang melakukan kesalahan, ada yang mengingatkan ia justru marah. Begitulah, kehidupan di ibu kota. Orang mudah tersinggung. Dengan demikian, Anda mudah tersinggung atau kecewa. Mudah marah merupakan ciri khas saat depresi.

Comments