SYAHRU AT TARBIYAH SEBAGAI SOLUSI MENGHILANGKAN KEBIASAAN MEROKOK

Written by Delta Rahwanda
Kemarin sempat kirim ni artikel ke Koran lokal namun sayang tidak diterbitkan. Barangkali lain waktu akan diterbitkan. So, aku post aja sebagian semoga bermanfaat.
-->
Puji syukur kita curahkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada kita semua. Shalawat dan salam kita limpahkan kepada rasul terakhir-Nya nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Banyak sekali julukan untuk bulan Ramadhan yang mulia ini di antaranya Syahru Al Jihad, Syahru Al Ukhuwwah, Syahru Al Tarbiyah, Syahru Al ‘Ibadah dan lain-lain. Sebagai muslim yang taat, menjadi lebih baik merupakan sebuah kewajiban kita. Salah satunya yaitu dengan menghindari perbuatan berdosa dan mengurangi atau meninggalkan kebiasaan yang di pandang kurang baik. Semoga dengan niatan yang kuat, keteguhan hati yang mantap akan merubah kita menjadi muslim yang lebih baik lagi. Kita dididik pada bulan ramadhan ini “agar kita semua bertakwa” (Al Baqarah 183).
-->
Berikut ini adalah 3 karakter yang dimiliki oleh seorang perokok secara umum dan tanpa si perokok sadari dia telah menciptakan karakter ini kepada dirinya sendiri: Pertama, tentu saja tidak menyayangi dirinya karena dia tidak menjaga segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Fungsi hati adalah menjaga tubuh kita dari racun yang terbawa oleh makanan yang kemudian dinetralisir oleh hati. Allah SWT telah memberikan solusi bagi tubuh kita yaitu hati yang berguna untuk menetralisir racun yang terbawa oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Lalu, bagaimana jika asap rokok kita hirup dan masuk ke dalam tubuh kita padahal kandungan yang ada pada rokok sangatlah berbahaya? Makanan yang mengandung sedikit racun saja perlu dinetralisir oleh tubuh apalagi rokok yang seluruhnya mengandung racun kita masukkan ke dalam tubuh kita. Tandanya bahwa dia (perokok, red) adalah orang yang tidak sayang dengan dirinya sendiri. Menurut para ahli bahwa satu batang rokok bisa di netralisir oleh hati selam 6 hari. Lalu jika kita menghabiskan 3 batang rokok sehari berarti hati butuh 18 hari untuk menetralisirnya. Lalu bagaimana jika kita merokok tiga batang lagi di keesokan harinya, lalu lusa merokok tiga batang lagi? Tentu saja hati tak mampu lagi menetralisir racun-racun dari rokok yang kita konsumsi setiap hari. Akhirnya hati kita rusak dan menimbulkan penyakit pada diri kita. Kedua, perokok adalah orang yang tidak sayang kepada lingkungannya. Sebatang Rokok akan menghasilkan asap yang kemudian dihirup oleh tubuh. Asap yang dihasilkan hanya akan masuk kurang lebih 20% dari jumlah keseluruhan dalam sekali hisap. Lalu sisanya 80% akan dihembuskan ke lingkungan perokok. Jadi seorang perokok hanya akan menghisap 20% saja dan sisanya berada pada lingkungan si perokok dan membuat orang lain terganggu. Secara langsung sisa rokok tadi (Secondhand Smoke) akan mengganggu lingkungan sekitar malah akan lebih membahayakan orang-orang yang tidak merokok (Pasif smoker). Padahal non-smoker juga memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih. Jadi, sebenarnya akan lebih berbahaya bagi para non-smoker dari pada active smoker.
Dari penjelasan diatas, karakter yang pertama dan yang kedua tentunya bertentangan dengan hadist berikut ini dimana kita diperintahkan untuk menyayangi diri kita sendiri dan kemudian menyayangi orang lain sesama muslim. Diriwayatkan dari Anas r.a: Nabi Muhammad Saw. Pernah bersabda,"Tidak ada seorang pun diantara kalian dipandang beriman sebelum dia menyayangi saudaranya sesama muslim seperti halnya ia menyayangi dirinya sendiri. [1:12-S.A]
Ketiga, perokok adalah orang yang tidak sayang kepada keluarganya. Karakter yang ketiga ini tanpa kita sadari akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disadari oleh si perokok. Banyak sekali para orang tua melarang anak-anaknya untuk tidak merokok. Namun kenyataanya sang ayah adalah perokok berat. Tentu saja hal ini merupakan contoh orang tua yang salah karena secara perlahan si ayah juga telah meracuni anak-anaknya. Pada sebuah keluarga yang memiliki seorang ayah perokok maka secara tidak langsung sang ayah telah menyebarkan penyakit kepada istri dan anak-anaknya. Jika sang istri sedang mengandung kemudian memiliki suami perokok, maka si janin telah terkontaminasi oleh asap rokok sejak ia kecil, bahkan sejak ia lahir dan mungkin sejak si banyi masih berbentuk janin. Apalagi jika si ibu juga seorang perokok maka akan sangat berbahaya bagi janinnya. Jadi kita bisa simpulkan bahwa anak yang memiliki orang tua perokok telah menghirup asap rokok sejak ia kecil dan bahkan telah terkontaminasi sejak dia masih di dalam rahim. Kadangkala orang tua hendak berniat baik tapi karena mencontohkan yang salah maka hasilnya juga akan salah.
-->
Ramadhan sebagai solusi menghilangkan kebiasaan merokok
Pada Bulan Ramadhan ini kita diberi peluang untuk menghindari kebiasaan merokok. Seorang muslim yang baik tentunya berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk menjadi lebih baik lagi.
-->
Sebagai penutup, semoga pada bulan Ramadhan ini, kita diberi kekuatan jiwa dan hati untuk bisa berhenti merokok karena menjadi lebih baik adalah kewajiban kita sebagai muslim yang taat. Semoga setelah Ramadhan ini usai, selesai pula kebiasaan merokok kita dan akhirnya merubah 3 karakter yang kita miliki sebelumnya menjadi orang yang menyayangi dirinya sendiri, orang yang menyayangi lingkungannya dan yang terakhir menjadi orang yang sayang kepada keluarganya. Amin ya robbal ‘alamin.

Comments