Oleh Delta Rahwanda
Lampung? Kalian pasti tahu dimana
letak propinsi satu ini. Kata apa yang muncul ketika mendengar Lampung, saya
yakin kata “Gajah”. Sejak dahulu Gajah selalu dekat dengan Lampung barangkali
karena keberadaan Taman Nasional Way Kambas yang terkenal sebagai Elephant Training Center of Sumatra.
Propinsi paling selatan di Sumatra ini memiliki suku asli bernama suku Lampung dan
bahasa asli bahasa Lampung. Di zaman orde baru, Lampung menjadi propinsi
favorit para transmigran dari Jawa karena terletak paling dekat dari pulau
Jawa. Karena banyaknya jumlah pendatang di Lampung, maka Lampung menyandang
predikat sebagai The Java of Sumatra
alias Jawanya pulau Sumatra. Jadi jangan heran ketika kalian berkunjung ke
Lampung dan mendengar banyak orang berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa.
Sewaktu kuliah di Yogyakarta, awalnya kawan-kawan saya heran mengapa saya
begitu fasih berbahasa Jawa padahal berasal dari Lampung.
Tulisan saya kali ini akan membahas 3
hal yang sebenarnya sangat populer di Lampung namun hampir tidak dikenal oleh
warga luar Lampung. Namun jika kalian pernah berkunjung ke Lampung, kalian
pasti akan bertanya-tanya benda apakah itu? Kenapa dia selalu ada di mana-mana.
Setidaknya pertanyaan inilah yang sering saya dapat dari para sahabat yang baru
pertama kali menginjakkan kaki di Lampung. Kenapa tidak begitu dikenal di luar
Lampung tentu saja ada alasannya. So, simak terus tulisan ini.
Siger
Benda satu ini merupakan mahkota yang
dipakai oleh pengantin wanita suku Lampung. Berbentuk seperti perahu dengan
beberapa layar dan selalu berwarna emas. Siger hanya dipakai pada saat acara
pernikahan saja. Sejak dahulu, Siger dijadikan icon propinsi Lampung. Upaya
yang dilakukan tidak tanggung-tanggung. Tahun 90-an siger menjadi hiasan wajib
di setiap gapura milik warga. Saat ini, jika kalian berkunjung ke Lampung via
kapal Feri, mata kalian akan langsung tertuju kepada sebuah benda besar
berwarna kekuningan yang terletak di atas bukit. Bangunan ini merupakan sebuah
gedung pertemuan namun dibuat berbentuk siger. Lalu ketika kalian mulai
memasuki kota Bandar Lampung, di setiap toko selalu terdapat Siger pada bagian
depan toko. Sebenarnya saat ini siger sudah mulai dikenal luas seperti pada
sebuah ajang peragaan busana di luar negeri, seorang desainer kita mengenakan
siger pada salah satu modelnya.
Sekura
Kata berikutnya selintas sama dengan
nama sebuah bunga khas Jepang, Sakura. Sekura sendiri merupakan sebuah budaya
khas Lampung yang hanya muncul di waktu tertentu saja yaitu pada saat Idul
Fitri. Ketika shalat ied usai dilaksanakan, kemudian warga berbondong-bondong
bersilaturahmi. Setelah sesi silaturrahmi selesai, sebuah tradisi yang
barangkali hanya ada pada suku Lampung yaitu adanya acara panjat pinang (Cakak
Buah) sebagai bentuk rasa syukur. Namun yang unik lagi adalah para peserta
panjat pinang harus mengenakan topeng untuk menutupi identitasnya. Bahkan suara
asli dari seorang sekura harus disembunyikan agar tidak ketahuan. Sekura
terdiri menjadi dua yaitu sekura kecah/ betik dan sekura kamak. Sekura
kecah/betik bermakna sekura bersih yang mana mereka biasanya mengenakan bakaian
yang bagus dan mewah namun tetap menggunakan penutup wajah. Biasanya mereka
bertugas merapikan lalu lintas ketika acara panjat pinang berlangsung. Dan
Sekura kamak atau kotor merupakan para sekura yang akan mengikuti acara panjat
pinang sehingga mereka mengenakan pakaian yang kotor dan tetap mengenakan
topeng. Mengapa tradisi ini tidak begitu dikenal? Barangkali karena Sekura
hanya muncul pada saat Idul Fitri saja sehingga banyak warga luar Lampung yang
tidak pernah melihat budaya ini lantaran Idul Fitri bukan waktu yang tepat
untuk jalan-jalan.
Tapis
Nama kueh kah ini? Tentu saja bukan.
Setiap propinsi di Indonesia pasti mempunyai kain tradisional dengan khas
masing-masing. Begitu juga Lampung memiliki kain khas yang bernama Tapis. Kain
Tapis merupakan sebuah kain yang cukup tebal dengan motif lurus yang kemudian di
tambahkan sulaman benang emas dengan motif tertentu. Awalnya Tapis merupakan
sebuah sarung panjang untuk para perempuan dan sarung pendek untuk para pria. Namun
sekarang kita bisa menemukan juga Tapis dalam bentuk kopiah dan selendang. Kain
ini kurang diminati warga untuk dipakai sehari-hari karena terasa berat ketika
mengenakannya. Tapi jika kalian berkunjung ke Lampung, banyak sekali kain-kain
batik yang dicap dengan motif tapis.
Itulah beberapa hal yang sebenarnya
populer di Lampung namun tidak begitu dikenal di luar Lampung. Semoga dengan
membaca tulisan singkat ini semakin menambah wawasan kita semua dan semakin
penasaran dengan propinsi Lampung.Ayo ke Lampung!
Comments
Post a Comment